Suatu hari di sebuah kereta api, ada penumpang ayah bersama anak perempuannya yang sudah dewasa. Di dalam kereta menuju perjalanan pulang, sang anak yang usianya masuk 25 tahun itu terus memandang keluar jendela sejak awal masuk kereta. Usia yang mendekati 25 tahun tentunya bisa dikategorikan seorang pemudi atau katakanlah sudah gadis.
Tak lama kereta berjalan, gadis itu berkata pada ayahnya, “ayah, lihatlah pohon-pohon itu sedang berlarian seperti mengejar kita”. Kalimat ini selalu diucapkannya berulang kali kepada sang ayah selama di perjalanan kereta.
Sesekali gadis itu juga berkata “ayah, awan-awannya juga mengejar kita”. Sang gadis tak peduli apa yang dikatakannya kepada ayahnya secara berulang-ulang dan seolah tidak menghiraukan bahwa ada banyak penumpang lain di kereta itu.
Tepat di depan posisi duduk ayah dan gadis itu, ada sepasang kekasih namun usianya sedikit lebih muda dari sang gadis. Sepasang kekasih itu terus melihat ulah si gadis yang ada di depannya namun seperti mempelihatkan bahasa tubuh yang sedikit kurang senang dengan si gadis tadi.
Baca Juga : Belajar Dari Tukang Bakso
Itu karena bagi pasangan kekasih itu menilai, bahwa perilaku gadis itu tampak seperti kekanak-kanakan. Tak ingin menahan sabar, salah seorang dari pasangan kekasih itu nekat berkata kepada si ayah gadis. “Anak gadis bapak baiknya dibawa ke dokter terbaik di kota ini”.
Ayah si gadis itu tersenyum lalu menjawab dengan santai, “sudah saya bawa ke dokter yang anda maksud. Bahkan sejujurnya, kami ini baru saja dari rumah sakit. Karena selama ini mata anak perempuan saya itu buta sejak kecil. Dan Alhamdulillaah Allaah telah memberikan mukjizat kepada kami, bahwa hari ini adalah hari pertama anak saya bisa melihat dunia”.
Mengetahui jawaban si ayah gadis, pasangan kekasih itu pun seketika terdiam dan saling menatap lalu tertunduk malu karena kesalahan mereka yang dengan mudah menyimpulkan sesuatu yang belum diketahuinya lebih dulu.
==========================================================
Kisah singkat di atas mengilhami kepada kita semua, bahwa berperilakulah sopan dan hargai orang siapapun itu terlebih bagi orang yang belum kita saling kenal. Serta jangan pernah menyimpulkan sesuatu dengan cepat jika kita tidak mengetahui kejelasan sesuatu tersebut.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa berburuk sangka kepada orang lain adalah akhlak yang tercela dan dilarang dalam agama. Allaah Ta’ala berfirman :
اِجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. (QS. Al-Hujuraat : 12)
Nabi Shallallaahu’Alaihi Wasallam juga bersabda :
إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديث
Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta. (HR. Bukhari-Muslim)
[Cerita ini disadur dari : KisahInspiratif.com yang dipublis kembali versi redaksibengkulu.co.id]