Laporan : Hendra Afriyanto
RedAksiBengkulu.co.id, KEPAHIANG – Intensitas hujan yang cukup tinggi khususnya di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, ternyata mengakibatkan jebolnya tanggul irigasi sawah belum lama ini. Dampaknya, aktivitas pertanian (sawah) di 3 desa yaitu Desa Pulo Geto, Pulo Geto Baru Kecamatan Merigi dan Desa Bumi Sari Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang, terhambat. Karena aliran air dari (hulu) tanggul yang mengalir ke hilir persawahan di 3 desa tersebut, mengering.
Mengingat kebutuhan air persawahan di 3 desa itu sangat penting, warga dari 3 desa itu pun tak berlama-lama memikirkannya. Minggu (5/3/2017), sekitar 200 warga dari 3 desa dengan dibantu anggota TNI menggelar gotong-royong untuk memperbaiki tanggul. Namun perbaikan itu sifatnya masih sementara. Pantauan RedAksiBengkulu.co.id, tanggul yang jebol dibendung lagi dengan diletakkan karung-karung berisi tanah pada bekas dinding yang jebol.
“Tidak ada jalan lain lagi kecuali dengan bergotong-royong. Kami harus mengakali tanggul ini supaya berfungsi kembali. Karena kalau kami terus menunggu pemerintah turun tangan, khawatir sawah kami keburu kering duluan. Makanya kami putuskan gotong-royong dengan dibantu bapak-bapak tentara”, tutur salah seorang warga yang bergotong-royong, Mutadin.
Mutadin juga menjelaskan, jika tidak disegerakan perbaikan tanggul ini, dikhawatirkan mengancam 320 hektar tanaman padi akan kekeringan. Ia juga sudah melaporkan kejadian itu ke dinas/instansi terkait, yaitu Dinas Pekerjaan Umum, BPBD, DPRD dan Bupati Kepahiang.
“Yang jelas sudah kami laporkan (peristiwa) tanggul jebol itu ke pihak terkait. Kami khawatir kalau tidak segera ditindaklanjuti, air tidak bisa mengalir ke sawah-sawah kami. Padahal kami baru saja mlai tanam (padi) dan masih butuh banyak air”, sambung Mutadin.
Jauh sebelumnya, tanggul itu juga pernah jebol namun sudah diperbaiki dengan memasang bronjong kawat. Hanya saja saat ini, saluran irigasi itu mengalami pendangkalan. Jika saluran dangkal, otomatis volume tampungan air saat ini lebih sedikit. Ini juga termasuk indikasi lain kekhawatiran petani sawah, terutama saat musim kemarau.





