
RedAksiBengkulu.co.id, KEPAHIANG – Untuk kedua kalinya jembatan Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu diperbaiki secara gotong-royong, Jumat (16/2/2018). Sebelumnya, jembatan ini pernah diperbaiki sejak kondisinya rusak parah sekitar 17 bulan lalu atau tepatnya pada Sabtu (24/9/2016).
Sama halnya pada gotong-royong tahun sebelumnya, puluhan warga desa bahu membahu memperbaiki papan lantai jembatan yang sudah kropos. Sumber dana yang didapati untuk membeli material kayu pun masih sama, secara swadaya masyarakat.
Kepala desa setempat, Ferry Marzoni menjelaskan, gotong-royong dengan anggaran pembelian material dilakukan swadaya ini dilakukan kembali lantaran harapan mereka terhadap pemerintah serasa pupus. Betapa tidak, sejak disurvei pada Selasa 28 Juni 2016 oleh Plt Kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Bengkulu, Buyung Azhari dan survei itu berdasarkan instruksi langsung Gubernur Bengkulu kala itu, H Ridwan Mukti, sampai hari ini belum juga dibangun.
“Kami juga bingung kenapa jembatan kami ini urung terus dibangun. Padahal tahun lalu Wakil Bupati Kepahiang Netty Herawati dan Waka I DPRD Kepahiang Andrian Defandra bahkan Anggota DPRD Kepahiang yang domisili di desa ini Armin Jaya sudah dianggarkan di APBD Provinsi Tahun Anggaran 2017. Tapi kenyataannya masih begini”, terang Ferry.
Sementara itu Anggota DPRD Kepahiang Armin Jaya mengungkapkan, anggaran pembangunan jembatan di desanya itu sudah diusulkan sejak 2016 lalu sebesar Rp 4,5 miliar di APBD Kepahiang. Namun di tahun itu anggaran tersebut dicoret oleh Pemkab Kepahiang dengan alasan dana transfer dari pusat berkurang.
Namun akhirnya, lanjut Armin, tahun 2017 dapat ‘angin segar’ bahwa pembangunan jembatan tersebut dianggarkan melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu sebesar Rp 6,5 miliar. Ironinya, yang muncul di tahun 2017 itu malah pembangunan jembatan di Desa Suro Bali, desa yang bersebelahan dengan Desa Tanjung Alam.
“Kami sempat menanyakan persoalan anggaran jembatan desa kami yang infonya hampir bisa dipastikan akan dibangun pada 2017 ke Pemprov Bengkulu pada Desember 2017. Tapi jawaban pihak pemprov justru tidak ada proposal usulan dari Pemkab Kepahiang tentang pembangunan jembatan di desa kami”, kata Armin Jaya.
Waka I DPRD Kepahiang Menyatakan Jembatan Dibangun 2017
Wakil Ketua I DPRD Kepahiang Andrian Defandra pada gotong-royong pertama kali sempat memberikan bantuan Rp 5 juta untuk pembelian material jembatan. Uang tunai itu diberikan kepada koordinator kegiatan, Samsul Manan yang juga Kepala Dusun I desa setempat.
Pada kesempatan itu, di hadapan warga Andrian berjanji, bahwa pada 2017 jembatan itu akan dipugar lagi dan dibangun secara permanen.
“Kita sama-sama saksikan di 2017 kelak, jika tidak ada halangan umur Jembatan Air Lanang Desa Tanjung Alam ini akan dibangun,” kata Aan.
Tertundanya perbaikan jembatan tersebut, sambung Aan, bukan karena dicoret dari anggaran Perubahan APBD (P-APBD) 2016, melainkan adanya defisit anggaran sebesar Rp 59 Miliar. Sehingga anggaran untuk pembangunan jembatan ditunda dan akan dianggarkan di APBD 2017.
“Anggaran Jembatan Air Lanang Desa Tanjung Alam ini bukan dicoret, namun ditunda. Andai saja perbaikan itu berupa jalan, mungkin bisa dianggarkan dan bisa saja dipangkas sedikit dananya dan dikurangi volumenya. Tapi kalau untuk jembatan tidak bisa dan harus utuh. Tapi, anggaran jembatan ini sudah dipastikan tahun 2017 akan dibangun dengan anggaran sebesar Rp 4,5 miliar”, demikian Aan dalam sambutannya.
Selain Aan, hadir juga Wakil Bupati Kepahiang Netty Herawati, anggota DPRD Kepahiang Edward Samsi, Danramil Kepahiang Kapt. Inf. Toni Antoni R.
Batal Dianggarkan Oleh Pemkab Kepahiang
Jika sebelumnya Wakil Ketua I DPRD Kepahiang Andrian Defandra menyatakan jembatan tersebut dipastikan akan dibangun 2017 dan dianggarkan melalui APBD Kepahiang senilai Rp 4,5 miliar, ternyata batal. Justru anggaran jembatan itu masuk di APBD Provinsi Bengkulu senilai Rp 6 miliar.
“Anggaran Kepahiang sedang dievaluasi Gubernur Bengkulu. Ternyata Jembatan Air Lanang sudah dianggarkan di APBD Provinsi. Jadi, tidak mungkin dianggarkan dobel. Sedangkan anggaran jembatan itu yang tadinya sudah dianggarkan di APBD Kepahiang, dialihkan untuk kegiatan lain,” ujar Andrian.
Namun, sejak disahkannya APBD Kepahiang pada 15 Desember 2016 lalu, anggaran Rp 4,5 miliar untuk jembatan di Desa Tanjung Alam itu belum diketahui dialihkan pada kegiatan apa?
“Kami belum tau kemana akan dialihkan (anggaran Rp 4,5 miliar). Kami juga masih menunggu penyempurnaan evaluasi APBD Kepahiang dari gubernur”, begitu keterangan dari Andrian.
Awalnya Direspon Cepat Gubernur Bengkulu
Gubernur Bengkulu kala itu H. Ridwan Mukti merespon cepat dan menginstruksikan kepada bawahannya untuk menindaklanjuti jembatan tersebut. Oleh Ridwan Mukti kala itu menyampaikan pesan singkat melalui twitter resminya @ridwanmukti1963, Minggu (26/6/2016).
“Bentuk tim PU turun ke lapangan melaksanakan evaluasi jembatan se-Bengkulu, baik milik kabupaten, kota, provinsi maupun nasional,” tulisnya lagi.
Instruksi tersebut, disambut Plt. Kepala Dinas PU Provinsi, Buyung Azhari yang menyatakan siap menindaklanjutinya. “Siap ditindaklanjuti, pak,” tulis akun @By_Azhari @karobangda.
Diinstruksikan Gubernur, Plt Kepala Dinas PU Provinsi Langsung Tinjau Jembatan
Kelang 2 hari dari instruksi Gubernur Bengkulu kala itu, tim dari Dinas PU Provinsi Bengkulu, Selasa (28/6/2016) siang tiba di Desa Tanjung Alam untuk meninjau dua unit jembatan yang rusak parah. Peninjauan kedua jembatan di Desa Tanjung Alam itu dipimpin langsung oleh Plt. Kepala Dinas PU Provinsi Bengkulu, Buyung Azhari didampingi Kepala Seksi (Kasi) Jembatan Dinas PU Provinsi, Ujang Sehat beserta beberapa staf lainnya.
“Kalau dilihat kewenangannya, ini kewenangan kabupaten (Dinas PU Kepahiang, red). Cuma kan bukan itu persoalannya. Kami akan berkoordinasi ke pihak kabupaten selepas peninjauan lapangan ini. Kami akan tanya bagaimana mengatasi kondisi jembatan yang rusak ini,” kata Buyung.
Wabup Kepahiang Sebut Tidak Semestinya Warga Gotong Royong Karena Jembatan Itu Kewenangan Pemerintah Daerah
Dalam kunjungannya ke Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, Sabtu (24/9/2016), Wakil Bupati Kepahiang Netty Herawati mengungkapkan, tidak sewajarnya masyarakat repot bergotong-royong merehab jembatan. Sebab kewenangan dan tanggungjawab perbaikan jembatan merupakan tanggungjawab pemerintah. Namun mengingat kondisi yang begitu mendesak, gotong-royong alternatif yang sangat pas dan bijak.
“Saya apresiasi kekompakan warga di sini. Sebenarnya (perbaikan) ini adalah tanggungjawab pemerintah. Sekali lagi saya apresiasi sekali atas kekompakan warga,” ujar Netty dalam sambutannya.
[Foto : Dok/RedAksiBengkulu]
Laporan : Hendra Afriyanto