Unji, ‘Si Cantik’ Banyak Khasiat dan Manfaat Yang Tumbuh di TNKS Rejang Lebong. Tapi Sayangnya….

0
94
Unji/Kecombrang. [Foto : net]

KPPL saat mengidentifikasi tumbuhan jamur di Hutan Madapi TNKS. [Foto : Muhamad Antoni]
RedAksiBengkulu.co.id, REJANG LEBONG – Minggu (11/2/2018) pagi, Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama Desa Pal VIII Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, kedatangan tamu dari Universitas Bengkulu (Unib). Dia adalah Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Guswarni Anwar.

Tak ada seremoni, tak ada selebrasi. Hanya senyum, sapa, salam keakraban dan kehangatan yang diberikan para ibu-ibu di komunitas dalam menyambut kedatangan si ibu dosen. Kelang beberapa menit kemudian, mereka mengunjungi kawasan Hutan Mahoni, Damar dan Pinus (Madapi) Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Resort Rejang Lebong, Bengkulu.

Tak banyak bekal yang dibawa, hanya air minum serta nasi bungkus dengan sayur masak sendiri yang dibungkus untuk dimakan saat siang hari ketika berada di Hutan Madapi. Belasan ibu-ibu dari KPPL bersama dosen dengan didampingi adik-adik dari Komunitas Perempuan Penyelamat Situs Warisan Dunia (KPPSWD) dan salah seorang anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Bengkulu, beranjak menuju hutan yang berjarak sekitar 1 kilometer dari desa mereka.

“Banyak tumbuhan yang bisa dimanfaatkan di dalam kawasan TNKS ini. Baik yang bisa dimakan maupun untuk obat tradisional,” kata Ketua KPPL Maju Bersama, Rita Wati, sembari berjalan memasuki kawasan hutan kepada Jurnalis RedAksiBengkulu.co.id yang juga berkesempatan ikut dalam perjalanan tersebut.

Sesampainya di dalam kawasan hutan, sesekali langkah Rita terhenti melihat tumbuhan Kecombrang/Tepus/Kantan/Honje (Etlingera elatior). Atau juga kebanyakan masyarakat Bengkulu menyebutnya Unji. Unji merupakan tumbuhan rempah berupa bunga. Unji tumbuh sepanjang tahun, dengan bunga, buah dan bijinya kerap dimanfaatkan sebagai sayur.

Sayang, semakin masuk ke dalam hutan, Rita terlihat gundah. Itu karena pada kesempatan itu agak kesusahan menemukan Unji. Rita menduga Unji-unji itu sudah keburu diambil duluan oleh warga yang melintasi kawasan hutan tersebut.

“Mungkin kemarin itu ada (warga) yang masuk, lalu mengambil Unji. Makanya sekarang agak susah ketemu Unjinya. Info yang saya dengar, kadang orang-orang yang ngambil Unji ini bisa sampai satu karung. Sepertinya Unji itu untuk dijual lagi. Dan yang mengambilnya itu sepertinya bukan warga asli sini,” katanya.

Dalam perjalanan itu, Rita berharap agar kedepannya akses pengelolaan kawasan TNKS dalam hal ini pemanfaatan tumbuhan di dalam kawasan TNKS bisa segera terealisasi. Ini demi mengantisipasi adanya tindakan-tindakan negatif dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab terhadap hutan di kawasan TNKS.

“Seandainya akses pengelolaan dan pemanfaatan TNKS ini sudah ada, setidaknya kami bisa mengelola dan memanfaatkan kawasan TNKS itu secara maksimal. Maunya akses itu segera didapatkan. Dengan begitu pengelolaan tumbuhan khususnya Unji ini sepenuhnya bisa kami lakukan dan juga bisa bermanfaat bagi ekonomi masyarakat desa”, harap Rita.

Foto bersama ibu-ibu dari KPPL, Dosen Kehutanan Unib, didampingi adik-adik dari KPPSWD dan lainnya. [Foto : Muhamad Antoni/RedAksiBengkulu]
Sementara pada kesempatan itu, di hadapan ibu-ibu KPPL, Guswarni mengatakan, kawasan TNKS dianggap ramah bagi perempuan yang ingin memanfaatkan tumbuhannya. Ibu-ibu KPPL juga diharapkan bisa meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan tumbuhan di kawasan TNKS tersebut.

Meski masih dengan segala keterbatasan, Guswarni mengaku optimis bahwa kelompok ibu-ibu itu bisa menjadi lebih baik dan menjadi kelompok perempuan pertama yang memanfaatkan kawasan TNKS.

“Kawasan TNKS ini masih terjaga sehingga masih sangat ramah untuk ibu-ibu mengelola tumbuhan yang bisa dimanfaatkan. Tapi semua itu tergantung keseriusan ibu-ibu. Kami juga siap mendukung. Kami akan mengajak pihak-pihak baik dari Jurusan Kehutanan Unib, peneliti maupun akademisi lainnya untuk membantu meningkatkan kapasitas KPPL”, katanya.

Dia melanjutkan, selain sinergi berbagai pihak dengan kapasitas masing-masing, harus juga memperluas publikasi mengenai kelompok ini.

“Tidak harus jadi eksklusif. Tapi setidaknya agar semua orang tahu dan tergerak untuk berbagi pengetahuan terhadap kelompok ini”, demikian Guswarni.

Batang Unji/Kecombrang. [Foto : net]
Kembali ke Unji. Unji masih tergolong tumbuhan jenis pisang-pisangan. Bila batangnya menua, bentuk tanamannya mirip Jahe atau Lengkuas. Tinggi batang Unji bisa mencapai 5 meter. Batangnya semu bulat, membesar di bagian pangkal, tumbuh tegak dan banyak, saling berdekatan, membentuk rumpun dan keluar dari rimpang yang menjalar di tanah. Rimpangnya sendiri cukup tebal, berwarna krem sedikit pink saat masih muda. Daunnya jorong lonjong dengan pangkal sedikit membulat, dan jantungnya bertepi gelombang, serta ujungnya meruncing berselang-seling.

Tapi tahukah anda, di balik bunga Unji yang cantik itu menyimpan khasiat yang luar biasa. Selain, bisa dimasak atau digunakan sebagai obat-obatan, tumbuhan yang mengandung suatu senyawa ini juga bisa dikategorikan tanaman hias karena memiliki bunga yang cantik.

Dari berbagai referensi sumber, kandungan dalam Unji ini diantaranya, magnesium, kalsium, zat fosfor, zat besi, potassium, zinc, beragam vitamin dan mineral, serta kaya antioksidan. Selain itu, Unji juga mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat, dan berbagai senyawa penting lainnya. Berikut khasiat dan manfaat Unji bagi kesehatan ;

  1. Membersihkan Darah
  2. Mengatasi Bau Badan
  3. Mencarkan ASI
  4. Mengatasi Beragam Masalah Kulit
  5. Memperkuat Tulang dan Gigi
  6. Mencegah Dehidrasi
  7. Meningkatkan Fungsi Otak
  8. Mengobati Luka
  9. Cocok Sebagai Menu Diet
  10. Menetralkan Asam Lambung
  11. Mengandung Kalium Tinggi
  12. Mengandung Kadar Zat Besi yang Cukup Tinggi
  13. Meningkatkan Nafsu Makan
  14. Membantu Menghilangkan Bau Amis pada Makanan
  15. Sumber Serat
  16. Menjaga Kesehatan Jantung
  17. Meningkatkan Perkembangan Otot
  18. Menurunkan Risiko Terkena Kanker
  19. Mencegah dan Mengobati Anemia
  20. Meredakan Demam pada Anak-Anak

 

Laporan : Muhamad Antoni

Comments

comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here