Distanak Kepahiang Harapkan Kelompok Tani Di 3 Kecamatan Ini Kembangkan Sapi Perah
RedAksiBengkulu.co.id, KEPAHIANG – Plt Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kepahiang Hernawan mengungkapkan, demi menggenjot populasi sapi yang ada di Kabupaten Kepahiang, pihaknya membuka ruang kepada para kelompok tani (Poktan) di Kepahiang untuk mengusulkan proposal pengembangan sapi. Ini sesuai dengan program Pemkab Kepahiang yang akan menjadikan Kecamatan Kabawetan menjadi Kawasan Agrowisata.
“Kabawetan ini akan dijadikan kawasan Agrowisata. Dengan demikian bukan hanya wisata Kebun Teh yang akan ditonjolkan, namun ternak dan buah-buahan pun juga akan dimaksimalkan untuk menunjang lokasi tersebut sebagai kawasan Agrowisata”, ujar Hernawan.
Kendati Kabawetan menjadi sentra pengembangan produksi Sapi Perah, namun 2 kecamatan lainnya yakni Kecamatan Ujan Mas dan Kecamatan Merigi pun juga menjadi wilayah yang menjadi binaan Dinas Pertanian dan Pertenakan Kepahiang. Oleh karena itu, kepada poktan di 2 kecamatan tersebut untuk mengusulkan pengembangan Sapi Perah dan penggemukan sapi.
“Tahun 2018 Pemerintah Provinsi Bengkulu akan memberikan bantuan Sapi Perah 70 ekor untuk Kabupaten Kepahiang. Jadi, selain Kabawetan, Poktan di Kecamatan Merigi dan Ujan Mas silakan ajukan ke kami. Karena 2 kecamatan ini sudah dalam pantauan kami”, sambung Hernawan.
Lebih lanjut dijelaskannya, jika sudah ada poktan yang akan mengajukan proposal, selanjutnya proposal itu akan diseleksi dan akan disurvei terlebih dahulu lokasinya oleh Tim Survei Lapangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kepahiang.
“Dari survei itu akan diketahui kendala-kendala poktan agar nantinya ketika dibina poktan akan mencari solusi dari kendala-kendala tersebut supaya peternakan sapi berjalan dengan baik sesuai yang ditargetkan poktan”, bebernya.
Sementara itu, Ketua Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Kabawetan, Miswadi mengatakan, populasi Sapi Perah di Kabawetan saat ini bejumlah lebih kurang 40 ekor. Sedangkan yang sedang produktif 15 ekor.
“Sapi jenis Friesian Holstain (FH) ini sebagian ditempatkan di Kelurahan Tangsi Baru, sedangkan sebagian lagi di Desa Suka Sari”, kata Miswadi.
Miswadi menambahkan, rata rata seekor Sapi Perah bisa memproduksi susu segar sekitar 15 liter per hari. Namun yang bisa dikondisikan untuk komersial hanya 5 liter saja. Sebab, sebagian susu itu dikondisikan untuk konsumsi anak sapi.
“Kebetulan saat ini sapi-sapi itu sedang mengasuh beberapa anak yang masih berusia 3 bulan”, sambungnya.
Dilanjutkannya lagi, Kabawetan memang cocok untuk pengembangan Sapi Perah dan hasilnya cukup menjanjikan. Karena selain potensi susu, juga menghasilkan potensi daging dan pupuk kandang. Untuk susu bisa menjadi penghasilan harian, sedang pupuk kandang bisa menjadi penghasilan bulanan. Lalu untuk penghasilan penghasilan tahunan berasal dari dagingnya.
“Pemerahan susu sapi dilakukan setiap hari. Namun sebelumnya sapi terlebih dahulu dimandikan supaya steril”, ujarnya.
Hanya saja, sambungnya, kendala yang muncul dalam pemerahan susu ini ketika induk sapi mulai bunting/hamil. Karena susu sapi bisa diperah hingga usia kehamilan 6 bulan.
Untuk menghasilkan susu sapi yang bagus, selain faktor kebersihan sanititasi, kualitas pakan juga cukup berpengaruh. Untuk memenuhi pakan Sapi Perah itu, terangnya lagi, memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Misal, dengan menanam rumput gajah (Odot, Kolonjono) dan rumput lapangan. Sedangkan pakan tambahannya berupa dedak dan ampas tahu.
Sejauh ini Dinas Pertanian dan Peternakan Kepahiang terus mendorong program pengembangan Sapi Perah yang dipusatkan di Kecamatan Kabawetan. Jika program Sapi Perah ini betul-betul diterapkan, maka akan memberikan nilai tambah pada sektor ekonomi kerakyatan.
“Untuk pemasaran sejauh ini kami masih utamakan pasar lokal. Sesekali ke Kota Bengkulu. Tapi kalau untuk ke daerah lain, produksi susu sapi kami belum mencukupi. Untuk harga, Rp 10 ribu per liter. Kalau beli di lokasi Rp 8.000 per liter”, imbuhnya.
Laporan : Hendra Afriyanto
Editor : Aji Asmuni
Comments


