Gorontalo Bangga! UMKM Lokal Mendunia Berkat Karawo & Tuna

Gorontalo Bangga! UMKM Lokal Mendunia Berkat Karawo & Tuna

Redaksibengkulu.co.id – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Gorontalo semakin bersinar, berhasil mengangkat potensi daerah seperti kain Karawo dan tuna menjadi produk unggulan yang menembus pasar global.

TIAR Handycraft, contohnya, sukses mengubah Karawo, kain khas Gorontalo, menjadi produk fashion bernilai tinggi. Isnawati Mohamad, pemilik TIAR Handycraft, awalnya fokus pada kerajinan eceng gondok, namun beralih ke kombinasi ecoprint dan Karawo pada tahun 2022. "Saya mengombinasikan karawo dan eco print agar produk ini lebih unik," ujarnya.

Gorontalo Bangga! UMKM Lokal Mendunia Berkat Karawo & Tuna
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Isna tak hanya berinovasi, tapi juga mendorong regenerasi perajin Karawo dengan melibatkan anak muda dan memberdayakan 100 perajin perempuan di Gorontalo. Ia juga peduli lingkungan dengan menggunakan bahan katun ramah lingkungan dan tengah mempersiapkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) bantuan Bank Indonesia.

COLLABMEDIANET

Dukungan Bank Indonesia, termasuk kesempatan pameran di Karya Kreatif Indonesia (KKI), sangat membantu TIAR Handycraft. "KKI membuka wawasan tentang tren fashion," kata Isna, yang omzetnya melonjak hingga Rp 150 juta selama KKI 2025.

Selain wastra, tuna Gorontalo juga disulap menjadi produk bernilai oleh Risna Tamrin Hasan dari Bilal Mekar Snack. Dari abon hingga sambal, Risna mengangkat potensi lokal setelah beberapa kali bangkrut. "Saya fokus ke olahan ikan karena di Gorontalo bahan baku ikan banyak," jelasnya.

Risna juga mengikuti program Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia dan berkesempatan memperkenalkan produknya di Dubai, di mana abon tunanya menjadi camilan tamu VVIP di Hotel Raffles. Bahkan, Bilal Mekar Snack tengah bersiap ekspor ke Singapura setelah business matching dengan buyer Singapura yang difasilitasi Bank Indonesia.

Dengan penjualan online yang aktif, Bilal Mekar Snack meraih omzet hingga Rp 100 juta per bulan. Risna juga menerapkan QRIS untuk memudahkan pembayaran, sejalan dengan tren digitalisasi.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Bambang Satya Permana, menyatakan bahwa terdapat sekitar 110.000 UMKM di Gorontalo. Bank Indonesia terus membina UMKM agar Go Digital, Go Export, dan Hijau. "Kami mengedepankan kualitas dan pencapaian target agar UMKM bisa naik kelas," ujarnya.

Bank Indonesia fokus pada tiga sektor UMKM unggulan: wastra (terutama Karawo), olahan pangan (jagung, pisang, ikan), dan kerajinan tangan (eceng gondok). Pembinaan dilakukan secara end-to-end, mulai dari manajemen hingga pemasaran.

Digitalisasi juga menjadi fokus utama, dengan mendorong penggunaan QRIS di berbagai gerai UMKM, termasuk street food dan pasar. Bersama pemerintah daerah, Bank Indonesia mendorong transaksi non-tunai di wisata Hiu Paus Botubarani.

Meskipun ada tantangan seperti minimnya literasi SDM, Bank Indonesia menghadirkan Galeri UMKM Olaku sebagai wadah untuk meningkatkan kapasitas SDM dan mendorong pemasaran online yang lebih optimal. Dengan dukungan ini, UMKM Gorontalo semakin siap bersaing di pasar global.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar