Redaksibengkulu.co.id – Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) menunjukkan geliat positif dengan mencatatkan nilai transaksi yang signifikan. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa sejak diluncurkan pada September 2023, IDXCarbon telah membukukan transaksi sebesar 1,6 juta ton CO2e, setara dengan nilai sekitar Rp 78,5 miliar hingga pertengahan 2025. Pernyataan ini disampaikan saat pembukaan Paviliun Indonesia di KTT COP30 Brasil, Senin (10/11).
Indonesia terus berupaya memperluas jangkauan pasar karbonnya sekaligus meningkatkan kredibilitas. Kementerian Lingkungan Hidup telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah mitra global untuk mewujudkan hal ini.
"Kemitraan ini memungkinkan pengakuan bersama atas standar dan metodologi pengurangan emisi, serta mendorong transparansi dalam perdagangan karbon," jelas Hanif. Beberapa mitra global yang dimaksud antara lain Gold Standard Foundation (Mei 2025), Plan Vivo (September 2025), Global Carbon Council (September 2025), Puro Earth (Oktober 2025), Verra (Oktober 2025), serta Pemerintah Jepang (COP29, November 2024).

Related Post
Hanif menambahkan, langkah-langkah ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem perdagangan karbon global, khususnya dalam gelaran COP30 di Brasil. Indonesia menargetkan perolehan Rp 16 triliun dari transaksi perdagangan karbon melalui skema seller meet buyer di KTT COP30 Brasil. Diharapkan, kegiatan ini dapat mendongkrak ekonomi karbon di Indonesia.









Tinggalkan komentar