Laporan : Aji Asmuni
RedAksiBengkulu.co.id, REJANG LEBONG – Gerusan zaman modernisasi ditambah lagi kekuatan era digitalisasi saat ini, tak ubahnya menggerus sifat dan perilaku manusia kini menjadi lebih statis dalam konteks sosial dan kemanusiaan. Tapi tak semuanya itu benar. Ternyata masih ada individu manusia saat ini yang masih berperilaku sosial dan bahkan mengedepankan kemanusiaan secara manusiawi, meski tak banyak.
Siapa dia? Relawan. Siapa pun dari kita bisa menjadi relawan. Dan sekecil apa pun tindakan itu selagi untuk kemanusiaan dan sosial, adalah Relawan. Dalam definisinya, Relawan atau Sukarelawan adalah, orang yang tanpa dibayar menyediakan waktunya untuk mencapai tujuan organisasi, dengan tanggungjawab yang besar atau terbatas, tanpa atau dengan sedikit latihan khusus. Atau dapat pula dengan latihan yang sangat intensif dalam bidang tertentu, untuk bekerja sukarela membantu tenaga profesional.
Benarkah Relawan tak dibayar? Benar. Berikut bincang-bincang RedAksiBengkulu.co.id kepada salah seorang Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Rejang Lebong di sela-sela peringatan Hari Sukarelawan PMI di Markas PMI Rejang Lebong di Jalan S. Sukowati Curup Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Adalah Putra Ramadhan. Pria berusia 23 tahun ini rela mengabdikan diri dan hidupnya menjadi Relawan PMI di Kabupaten Rejang Lebong. Dituturkannya, menjadi seorang Relawan tidaklah mudah. Harus bisa mengalalahkan sifat egoisme diri sendiri. Baik itu ego terhadap kehidupan pribadi, keluarga, teman dan lainnya. Karena, kata Putra yang mulai menjadi Relawan di KSR STAIN Curup 2013 lalu itu, seorang Relawan harus standby selama 24 jam dan dituntut ada kapan pun ketika dibutuhkan.
“Karena kita tidak tahu suatu kejadian itu kapan terjadinya? Nah, ketika ada kejadian/peristiwa, seketika itu ada instruksi ke lapangan, kita (Relawan) harus siap dan harus ada untuk mereka (yang ditolong)”, kata Putra yang juga pernah jadi anggota PMR di SMPN 1 Curup, 2008 – 2010.
Ditanya apa yang dirasakan menjadi seorang Relawan, Putra menjelaskan, dari pengalaman demi pengalaman di lapangan, menempa insting nuraninya menjadi individu yang peka terhadap kondisi sosial atau kemanusiaan. Selain itu, ia meyakini bahwa dari apa yang ia perbuat tanpa pamrih, tanpa materi dan tanpa balas jasa itu, suatu hari jika kesusahan melanda dirinya, akan dipermudahkan oleh Allaah SWT.
Pernah suatu ketika, kata Putra, ia ada masalah yang menurutnya cukup berat baginya. Namun tanpa disadari, permasalahan yang dihadapinya selesai dengan mudah. Dan yang bikin haru, lanjut Putra, beberapa orang yang membantunya bukanlah orang yang dikenal atau bukanlah orang-orang yang ia tolong selama ini.
“Allaah SWT Maha Adil dan Maha Bijaksana. Orang-orang yang pernah menolong saya justru bukan orang yang saya kenal dekat. Mungkin itu balasan dari saya menjadi Relawan yang telah menolong orang yang saya juga banyak tidak mengenalnya,” ungkap Putra didampingi Relawan lainnya Dios, Ali, Deko dan Satria.
Putra juga menjelaskan, meski satu sisi berat menjadi seorang Relawan, sisi lainnya banyak hal positif yang ia dapatkan. Semisal, pergaulan positif dalam kehidupan sosial. Ia juga merasakan bisa memanajemen waktu.
“Saya sekarang sudah bisa mengatur waktu kapan kebutuhan waktu untuk pribadi, keluarga, teman dan waktu ketika menjadi Relawan,” imbuh Putra.
Disinggung, pengalaman yang berkesan saat menjadi Relawan, Putra menjawab, pada peristiwa hanyutnya seorang warga di Sungai Musi Kepahiang beberapa waktu lalu. Pencarian korban hanyut waktu itu di mulai dari Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong hingga ke Danau Suro Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang.
“Dari peristiwa itu saya berfikir, lelah saya tidak sebanding dengan keluarga dari korban yang hanyut itu. Meski saya sadar lelah ini tak ada ‘ganti’ namun saya ikhlas dan senang. Setidaknya saya sudah membuat keluarga korban jadi tidak khawatir lagi karena anggota keluarganya yang hanyut itu sudah ditemukan,” demikian kenang Putra.
Di sisi lain, acara peringatan Sukarelawan PMI yang diperingati setiap 26 Desember itu pertama kalinya digelar di Markas PMI Kabupaten Rejang Lebong. Hadir Wakil Bupati Rejang Lebong, H. Iqbal Bastari, dan perwakilan undangan dari FKPD. Acara diwarnai dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan Iqbal Bastari yang diserahkan kepada Ketua PMI Rejang Lebong, Hendra Wahyudiansyah.