Dewan Pers : Jurnalis Yang Tak Kreatif Akan Tertinggal

0
19
Anggota Dewan Pers, Imam Wahyudi. (Foto : M. Antoni/RedAksiBengkulu.co.id)
Para Jurnalis Bengkulu yang hadir pada Seminar Jurnalis Antikorupsi bertema “Jurnalis di Antara Idealisme, Tugas dan Kebutuhan” yang digelar di Ruang Bencoolen, Lantai 2 Hotel Santika Bengkulu, Selasa (24/10/2017). (Foto : ist)

RedAksiBengkulu.co.id, BENGKULU – Anggota Dewan Pers Indonesia Imam Wahyudi mengatakan, seorang jurnalis harus berintegritas dan kredibilitas. Mengingat, perkembangan dunia digital di Indonesia khususnya di Provinsi Bengkulu membuat akses informasi sangat mudah ditemukan.

Selain itu, informasi kini juga tidak semata diperoleh dari media formal seperti dari kantor berita, melainkan sangat mudah diakses melalui media sosial (medsos) atau dalam jaringan (daring). Kemudahan dalam memperoleh informasi saat ini juga sudah banyak dihasilkan bukan dari jurnalis, melainkan dari warga yang menamakan mereka sebagai, seperti jurnalis warga (Citizen Journalism), Youtuber, Blogger, Video Creator, dan lainnya. Sisi lainnya, meningkatnya berita-berita palsu (hoax), juga menjadi ancaman bagi dunia Jurnalistik di Indonesia.

Menyikapi hal ini, sambung Imam, sangat diperlukan kompetensi jurnalis dalam penulisan, integritas, kepribadian dan hasrat-hasrat tertentu dalam dunia jurnalis. Dan juga jurnalis itu jangan cuma menyandang status jurnalis, tapi ketika disuruh menulis kebanyakan tidak bisa menulis.

“Misal, kata-kata dan kalimat dalam penulisan berita seperti subjek dan predikat saja tidak jelas. Apa tidak malu menyandang profesi jurnalis seperti itu?”, kata Imam saat mengisi acara Seminar KPK di Hotel Santika Bengkulu, Rabu (24/10/2017).

Pada Seminar Jurnalis Antikorupsi bertema ‘Jurnalis di Antara Idealisme, Tugas dan Kebutuhan’, Imam menambahkan, kendati kini sudah masuk era digitalisasi dengan diwarnai bertumbuh pesatnya media online di Indonesia, setiap Jurnalis harus mengembangkan diri dan lebih kreatif dalam menyajikan berita. Jurnalis, dalam hal ini lebih pada ke wadah jurnalis bekerja juga jangan hanya menyajikan berita sensational, provokatif namun tidak sesuai antara judul dan isi berita.

 

Baca Juga :

KPK Hadir di Bengkulu. Siapa Selanjutnya Yang Jadi Target ?

 

Elemen-elemen jurnalistik pun ditekankan kepada jurnalis agar menghasilkan tulisan yang berkompeten. Diantaranya adalah kompherensif, porposional, berimbang (balance), jujur (fairness) dan kredibel (credibility). Dengan memperhatikan elemen-elemen tersebut, itulah yang akan membedakan informasi produk jurnalis sejati dan bukan dari produk jurnalis.

“Jurnalis itu harus berwawasan global bukan lokal. Jurnalis juga harus mengembangkan diri dengan cara meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Dan yang paling utama, seorang jurnalis menulis dan menghasilkan produk-produk harus taat nilai-nilai dan kode etik jurnalistik”, tambahnya.

Selain itu, kata Imam, mengenai sumber kebutuhan finansial seorang jurnalis jangan melulu mengharapkan dana dari pemerintah daerah. Akan tetapi kembangkanlah potensi jurnalistik dari jurnalis itu sendiri sehingga bisa menambah penghasilan.

“Sumber keuangan media itu jangan cuma mengandalkan dana dari pemda. Tapi berpikirlah bagaimana cara agar menjadi jurnalis yang bisa menghasilkan uang tambahan dari hal lain. Misal dengan mengumpulkan data-data arsip apapun lalu dikemas dalam produk jurnalis yang kelak bisa memiliki nilai jual karya jurnalistik,” tutupnya.

 

 

 

 

 

 

 

Laporan : M. Antoni
Editor : Aji Asmuni

Comments

comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here