Redaksibengkulu.co.id, Kuala Lumpur – Tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dikabarkan mulai mencair. Perwakilan dari kedua negara adidaya tersebut diam-diam bertemu di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk mencari solusi atas konflik ekonomi yang berkepanjangan ini. Pertemuan ini dilakukan sebagai upaya untuk meredakan ketegangan dan membuka jalan bagi pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada pekan depan.
Pembicaraan yang berlangsung di sela-sela pertemuan puncak Persatuan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ini, menurut Juru Bicara Kementerian Keuangan AS, berjalan "sangat konstruktif." Diharapkan, perundingan ini dapat berlanjut dan menghasilkan titik temu yang menguntungkan kedua belah pihak.
Pertemuan ini menjadi krusial mengingat ancaman terbaru dari Presiden Trump yang akan mengenakan tarif baru sebesar 100% pada barang-barang China mulai 1 November mendatang. Kebijakan ini merupakan respons atas kontrol ekspor China yang diperluas secara besar-besaran pada magnet dan mineral tanah jarang.
Related Post
Langkah-langkah terbaru ini, termasuk perluasan daftar hitam ekspor AS yang mencakup ribuan perusahaan China lainnya, telah mengganggu gencatan senjata perdagangan yang sebelumnya telah dirancang oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessen. Dengan adanya pertemuan di Kuala Lumpur, diharapkan kedua negara dapat menemukan solusi yang adil dan menghindari eskalasi perang dagang yang lebih lanjut.
Tinggalkan komentar