RedAksiBengkulu.co.id, BENGKULU – Ketua Tunas Indonesia Raya (Tidar) Kota Bengkulu, Tommy Yusriyadinata mengatakan, yang dibutuhkan kaum muda di era milenial dalam mengisi kemerdekaan, tentunya dengan kegiatan positif dan produktif. Khususnya bagi kaum muda yang bergerak di bidang creative preneur atau ekonomi kreatif, jarang diperhatikan oleh publik sebagai kaum muda yang menjadi patriot bangsa. Kaena sesungguhnya kaum muda patut dianggap sebagai Patriot Bangsa karena mereka yang mengisi kemerdekaan dengan karya nyata yang positif dan produktif serta tidak hanya sekedar omong kosong.
Dalam Trilogi Bung Karno, yang masih relevan hingga era Milenial ini, lanjut Tommy, yaitu, ‘Berdaulat dalam politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan’. Maka guna mengisi Kemerdekaan Republik Indonesia ini, kaum muda hendaknya memahami bahwa pemuda berada di sebuah posisi sentral dalam aspek bernegara dan berbangsa. Kaum mudalah yang menjadi penopang dari sebuah kemerdekaan.
“Oleh karena itu, di era globalisasi ini sudah selayaknya generasi muda berdikari di bidang ekonomi melalui creative preneur”, kata Tommy.
Dengan potensi sumber daya kaum muda di republik ini, sudah seharusnya kaum muda harus mampu berfikir out of the box sehingga akan melahirkan generasi muda yang kreatif dan inovatif. Dengan kemampuan tersebut, kaum muda akan dapat dan mampu mengembangkan sesuatu hal yang bernilai lebih.
Perlu juga dipahami, lanjut Tommy, arah dan langkah gerak kaum muda hari ini. Sebab hal itu merupakan cerminan dari puluhan tahun yang akan datang. Meski tidak bisa dipungkiri, hambatan dan kendala selalu hadir menghadang. Namun itulah tantangannya bagi kaum muda di era Milenial ini.
Seperti banyak tokoh yang lahir dengan karyanya yang mendunia yakni, Mark Zuckerberg, Nadiem Makarem, Andrew Darwis serta Sandiaga Uno. Mereka generasi muda yang tidak serta merta langsung berhasil. Tentu kesuksesan yang mereka nikmati kini dimulai dari kegagalan yang hingga berpuluh-puluh kali dialaminya.
Baca Juga :
Tommy Eleven, Jatuh Bangun Meniti Karir Bisnis Memantapkannya Maju Pada Pileg 2019
Biografi Tommy Yusriyadinata atau Akrab Disapa Tommy Eleven
Muda dan Produktif, Tommy Usung Semangat Wirausaha
Sementara itu, imbuh Tommy, adapun ekonomi kreatif di era kini meliputi 16 sektor. Diantaranya, pengembangan game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi video, fotografi. Ada juga kriya (kerajinan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio. Sektor ekonomi kreatif tersebut tidak bisa lagi disepelekan. Karena bidang-bidang tersebut sudah terbukti telah meningkatkan ekonomi masyarakat yang berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah maupun negara.
Di sisi lain, tambahnya, laju perkembangan industri kreatif ini bukan berarti tanpa kendala. Beberapa kendala yang seringkali dialami meliputi, skill dalam persoalan teknologi. Terbatasnya bahan baku, persoalan modal usaha, perlindungan hak cipta dan masih kurangnya ruang publik yang menjadi pendukung industri kreatif serta akses terhadap pemasaran karya industri kreatif. Kendala-kendala itu pada dasarnya pun bisa diatasi dengan sinergitas seluruh elemen antara masyarakat, pemerintah, akademisi, pelaku bisnis dan komunitas kreatif.
“Elemen ini sudah seharusnya membangun pola sinergitas yang saling mendukung untuk pencapaian visi pengembangan ekonomi kreatif”, imbuh Tommy yang juga owner Eleven Group.
Dari penjelasan ini, sambung Tommy, sudah terlihat jelas, bahwa posisi dan peran kaum muda adalah penting karena sebagai ujung tombak berdikarinya kedaulatan ekonomi rakyat yang merdeka. Tommy berharap, dengan semakin banyak kaum muda yang tertarik dalam ekonomi kreatif, niscaya akan dan mampu menjadi penggerak perubahan ke arah Indonesia merdeka yang mandiri dan berdaulat ekonomi. Sehingga akan tercipta juga kaum muda yang memliki daya saing.
“Untuk menuju ke mimpi kita pada kedaulatan ekonomi, harus butuh dukungan dari semua pihak. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi kaum muda untuk berpangku tangan dan tidak percaya diri dengan potensi yang dimiliki”, demikian Tommy sembari menutup pernyataannya dengan mengucapkan Dirgahayu 73 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Laporan : Julio Rinaldi