Redaksibengkulu.co.id – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) langsung terjun ke Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah diterjang banjir bandang dahsyat pada Senin (8/9/2025) pukul 18.30 WITA. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Minggu (7/9/2025) mengakibatkan bencana yang menelan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Desa Lokalaba, Sawu, Lodaolo, Woewolo, dan Ua menjadi daerah terparah yang terdampak. Tragedi ini mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, satu luka-luka, dan empat lainnya masih dinyatakan hilang.
Bencana ini juga menimbulkan kerusakan material yang signifikan. Empat rumah hanyut, dua jembatan di Desa Sawu dan satu jembatan di Desa Ua rusak parah. Tiga titik longsor memutus akses jalan di Desa Loda Olo, dan tiga titik lainnya di Kampung Mabha Bhoma, Desa Woewolo. Bendungan DI Malasawu dan DI Lokalabo juga mengalami kerusakan.
Menteri PU, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa meskipun jalan dan jembatan yang rusak merupakan aset Pemerintah Provinsi NTT, Kementerian PU tetap berkomitmen membantu. "Semua alat berat dan tim sudah kita kerahkan ke NTT. Kepala balai yang seharusnya rapat dengan DPR RI, saya minta kembali ke NTT untuk mengawasi langsung proses tanggap darurat," tegas Dody dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/9/2025).

Related Post
Melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara II, Kementerian PU berkolaborasi erat dengan TNI-Polri, Pemerintah Daerah, dan BPBD Kabupaten Nagekeo. Koordinasi ini difokuskan pada percepatan evakuasi, penanganan darurat, pembersihan material banjir, pembukaan akses jalan, dan normalisasi sungai. Tim reaksi cepat Kementerian PU juga disiagakan di lokasi bencana untuk memonitor kondisi terkini dan melakukan identifikasi dampak serta penanganan yang dibutuhkan.
Berdasarkan pantauan BBWS Nusa Tenggara II pada 10 September 2025, genangan air di Kabupaten Nagekeo mulai surut. Kementerian PU kini tengah menginventarisir kerusakan di lokasi bencana untuk menentukan langkah selanjutnya.









Tinggalkan komentar