Redaksibengkulu.co.id – Harga emas Antam pada Sabtu (6/9) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, menembus angka Rp 2.060.000 per gram. Lonjakan ini melampaui rekor sebelumnya di angka Rp 2.044.000 per gram pada 4 September 2025. Fenomena ini memicu pertanyaan di kalangan investor: saatnya jual atau malah beli?
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, justru menyarankan pembelian bagi yang tertarik berinvestasi emas. Menurutnya, potensi koreksi harga menjelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) pada 16-17 September 2025 perlu diantisipasi. Namun, ia memperkirakan koreksi tersebut tidak akan signifikan. "Meskipun mungkin terjadi koreksi, perlu diingat bahwa permintaan dan penawaran emas tidak seimbang. Jadi, penurunan harga, jika ada, tidak akan terlalu tajam," jelas Assuaibi.
Assuaibi memprediksi harga emas dunia berpotensi mencapai US$ 3.700 per troy ounce dalam waktu dekat, bahkan hingga tahun 2029. Ia mengaitkan hal ini dengan dinamika geopolitik global dan kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. "Data ekonomi Amerika yang buruk membuat spekulasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga. Ini mendorong investor kembali ke logam mulia sebagai aset aman," terangnya.
Related Post
Optimisme Assuaibi terhadap kenaikan harga emas didasari oleh waktu yang masih cukup hingga pertemuan The Fed. Ia memperkirakan harga emas masih punya potensi untuk naik hingga mencapai kisaran US$ 3.700 per troy ounce sebelum tanggal 16-17 September 2025. Lebih lanjut, ia memperkirakan harga emas Antam berpotensi mencapai Rp 2.200.000 hingga Rp 2.300.000 per gram jika tren kenaikan berlanjut.
Kesimpulannya, pergerakan harga emas saat ini sangat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor global. Keputusan untuk membeli atau menjual emas tetap bergantung pada strategi investasi masing-masing individu dan analisis pasar yang komprehensif.
Tinggalkan komentar