Redaksibengkulu.co.id – Raksasa teknologi, International Business Machines (IBM) Corporation, mengumumkan rencana pemangkasan ribuan karyawan pada kuartal ini, mengikuti jejak perusahaan teknologi besar lainnya yang tengah berupaya meningkatkan efisiensi.
Meskipun manajemen IBM mengklaim bahwa pemangkasan ini hanya akan berdampak kecil bagi karyawan di Amerika Serikat (AS), langkah ini memicu kekhawatiran di tengah gelombang PHK yang melanda industri teknologi. "Meski sebagian peran di AS mungkin terdampak, kami memperkirakan jumlah karyawan di AS akan tetap stabil dibanding tahun lalu," kata Juru Bicara IBM, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (5/11/2025).
Berdasarkan laporan tahunan terakhir, IBM mempekerjakan sekitar 270.000 orang hingga akhir 2024. Jika pemangkasan mencapai 1%, maka sekitar 2.700 karyawan berpotensi kehilangan pekerjaan mereka.
Related Post
Langkah efisiensi ini sejalan dengan tren yang dilakukan oleh raksasa teknologi lainnya, di mana para eksekutif mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Sebelumnya, Amazon mengumumkan pemangkasan 14.000 karyawan, sementara Meta, induk perusahaan Facebook, memangkas sekitar 600 pekerja di divisi AI.
Pada Oktober lalu, IBM mencatatkan kinerja keuangan yang lebih kuat dari perkiraan, dengan pendapatan dari lini perangkat lunak melonjak 10%. CEO Arvind Krishna, yang menggantikan Ginni Rometty sejak 2020, dinilai berhasil memperluas basis pendapatan IBM.
Sebelumnya, pada Maret 2024, IBM juga sempat melakukan PHK di divisi pemasaran dan komunikasi. Pada Mei, Krishna mengungkapkan bahwa agen AI telah menggantikan sekitar 200 posisi di bidang sumber daya manusia. Meskipun demikian, IBM mengklaim bahwa posisi yang hilang diganti dengan tenaga penjualan dan pengembang perangkat lunak baru, seiring pergeseran fokus perusahaan ke arah otomatisasi dan kecerdasan buatan.
Tinggalkan komentar