Redaksibengkulu.co.id – Indonesia baru saja mengalami dua peristiwa politik yang mengguncang: demonstrasi besar-besaran yang berujung kerusuhan, dan perombakan kabinet mendadak yang lebih cepat dari perkiraan. Pergantian Menteri Keuangan, Sri Mulyani, oleh Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sorotan utama. Hal ini menimbulkan gejolak di pasar saham, karena Purbaya dianggap kurang populer dan berpengalaman dibandingkan pendahulunya.
Meskipun Presiden Prabowo Subianto berhak memilih menterinya, penampilan Purbaya di hadapan publik dan media dinilai kurang meyakinkan. Jawabannya yang terkesan santai dan kurang diplomatis menuai kritik, bahkan dianggap kurang empati oleh sebagian netizen.

Tantangan Purbaya memang berat. Ia harus mampu memenuhi ekspektasi publik yang tinggi, terlebih setelah menggantikan sosok sepopuler Sri Mulyani. Meskipun rekam jejak dan kompetensinya memenuhi standar, pengalaman Purbaya yang berbeda dengan Sri Mulyani di lembaga internasional seperti IMF atau World Bank membuat perbandingan keduanya tak adil.

Related Post
Untuk itu, Purbaya perlu menjadi quick learner, memahami isu-isu prioritas di Kementerian Keuangan, dan meningkatkan kemampuan diplomasi dan public speaking-nya. Kesalahan, sekecil apapun, harus dihindari.
Kita perlu memberikan waktu dan kesempatan kepada Purbaya untuk membuktikan kemampuannya. Namun, jika ia tak mampu memperbaiki diri dan terus melakukan kesalahan fatal, maka pertimbangan penempatannya di posisi lain perlu dipertimbangkan. Hanya waktu yang akan menjawab apakah Purbaya mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Leave a Comment