Artikel:
Redaksibengkulu.co.id, Gyeongju – Kabar gembira datang dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan. Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa Indonesia telah mencatatkan sejarah baru dengan mencapai produksi beras tertinggi sepanjang masa. Pencapaian ini, menurutnya, adalah buah dari transformasi besar di sektor pertanian melalui pemanfaatan teknologi modern dan kecerdasan buatan (AI).
Dalam pidatonya di hadapan para pemimpin ekonomi APEC, Prabowo dengan bangga menyatakan bahwa Indonesia berhasil mencapai swasembada beras dan jagung hanya dalam waktu satu tahun. "Kami menggunakan AI di sektor pertanian untuk menerapkan teknik pertanian presisi dan modern. Hasilnya, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras dan jagung hanya dalam waktu satu tahun. Target kami sebenarnya empat tahun, namun teknologi mempercepat segalanya," ujarnya, Minggu (2/11/2025).
Related Post
Prabowo menjelaskan bahwa penerapan AI dan sistem pertanian berbasis data telah membawa perubahan signifikan dalam pola produksi nasional. Petani kini dapat menyesuaikan pola tanam dengan kondisi iklim, mengoptimalkan penggunaan pupuk, dan memaksimalkan produktivitas lahan berkat teknologi tersebut.
"Teknologi dan AI telah membawa Indonesia pada tingkat produksi tertinggi dalam sejarah kemerdekaan. Ini bukan hanya capaian sektor pertanian, tetapi kemenangan bangsa dalam mewujudkan kedaulatan pangan," tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menekankan pentingnya kerja sama antarnegara APEC dalam penguasaan teknologi dan peningkatan keterampilan digital di sektor pertanian. Menurutnya, transformasi berbasis inovasi adalah kunci bagi negara berkembang untuk memperkuat posisi dalam perekonomian global. Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global seperti penyelundupan pangan, korupsi, dan judi online.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyambut baik pencapaian ini dan menegaskan bahwa keberhasilan swasembada pangan adalah cerminan dari arah kebijakan nasional yang tepat dalam pemanfaatan teknologi dan inovasi. "Apa yang disampaikan Presiden menjadi bukti bahwa inovasi digital dan AI mampu mendorong peningkatan produksi secara signifikan. Kementan akan terus memperluas penerapan teknologi ini di berbagai daerah untuk memperkuat kemandirian pangan," ujar Amran.
Kementerian Pertanian berkomitmen untuk terus mengembangkan transformasi pertanian berbasis teknologi melalui sistem pertanian presisi, pemutakhiran data spasial lahan, dan digitalisasi pemantauan produksi. Langkah ini diharapkan tidak hanya mempertahankan swasembada, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai kontributor utama dalam ketahanan pangan dunia.
Tinggalkan komentar