RI Stop Impor! Pabrik Petrokimia Cilegon Beroperasi

RI Stop Impor! Pabrik Petrokimia Cilegon Beroperasi

Redaksibengkulu.co.id, Jakarta – Kabar baik bagi perekonomian Indonesia! Kehadiran pabrik petrokimia New Ethylene Project (NEP) milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, siap menekan impor produk petrokimia hingga Rp 23 triliun per tahun. Proyek strategis ini merupakan bagian dari upaya hilirisasi minyak dan gas bumi (migas) yang digencarkan pemerintah.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pabrik ini berpotensi menghasilkan nilai hilirisasi mencapai US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 33,4 triliun setiap tahunnya. "Dari jumlah tersebut, US$ 1,4 miliar akan menggantikan impor produk petrokimia yang selama ini kita lakukan," jelas Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (08/11/2025). Sisanya, US$ 600 juta, berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia.

RI Stop Impor! Pabrik Petrokimia Cilegon Beroperasi
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Pabrik NEP ini memiliki kapasitas pengolahan naphtha sebesar 3.200 kiloton per tahun (kTA) dan dapat menggunakan LPG hingga 50% sebagai bahan campuran. Produk yang dihasilkan meliputi berbagai bahan baku penting untuk industri hilir, seperti ethylene (1.000 kTA), propylene (520 kTA), dan berbagai produk turunan lainnya. Produk hilir yang dihasilkan antara lain high density polyethylene (HDPE), linear low density polyethylene (LLDPE), polypropylene (PP), butadiene, raffinate, serta benzene, toluene, dan xylene (BTX).

COLLABMEDIANET

Bahlil menekankan bahwa kehadiran pabrik petrokimia berskala besar ini akan memperkuat ketersediaan bahan baku berbasis petrokimia di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada impor, dan memperkuat ekosistem industri nasional. Produk-produk petrokimia ini akan menjadi bahan baku krusial bagi berbagai industri, mulai dari pembuatan botol plastik, kabel, bumper kendaraan, alat kesehatan, ban, hingga cat.

"Ini membuktikan bahwa hilirisasi di Indonesia tidak hanya fokus pada mineral dan batubara, tetapi juga mulai merambah ke hilirisasi minyak dan gas bumi," tegas Bahlil. Dengan beroperasinya pabrik ini, Indonesia diharapkan dapat semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri petrokimia dan mengurangi defisit neraca perdagangan.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar