Redaksibengkulu.co.id – Demam aset kripto tengah melanda Indonesia. Banyak yang terjun tanpa persiapan matang, hanya karena takut ketinggalan tren (FOMO). Namun, sebelum Anda ikut-ikutan, pahami dulu seluk-beluknya. Aset kripto, sesuai UU P2SK, adalah aset keuangan digital yang memakai teknologi kriptografi dan blockchain, diawasi OJK. Ingat, setiap investasi punya risiko dan keuntungannya sendiri.
Salah satu risiko terbesar adalah volatilitas harga yang ekstrem. Nilai aset bisa meroket atau anjlok dalam sekejap. Modus penipuan seperti phising, skema Ponzi, dan proyek kripto ilegal juga marak. Kehilangan akses akun karena lupa private key atau tak mengaktifkan 2FA juga menjadi ancaman serius. Belum lagi risiko peretasan dan transaksi di platform tak berizin OJK yang berujung kerugian bagi investor.
Namun, aset kripto juga menawarkan beberapa keuntungan. Ia menjadi alternatif investasi baru, memungkinkan diversifikasi portofolio dengan modal kecil. Transfer aset kripto antarnegara juga cepat dan murah, tak bergantung pada sistem perbankan konvensional. Lebih jauh, kripto meningkatkan inklusi keuangan digital, karena siapa pun dengan smartphone dan internet bisa berinvestasi, menjangkau masyarakat yang belum atau kurang terlayani perbankan.
Related Post
Sebagai konsumen, Anda punya hak. Dana Anda harus disimpan terpisah di lembaga kliring, pedagang bertanggung jawab atas kehilangan aset yang mereka simpan, dan Anda berhak atas penyelesaian sengketa yang adil dan transparan melalui mekanisme yang diatur OJK. Jadi, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, lakukan riset menyeluruh dan pahami risiko yang ada. Jangan sampai FOMO membuat Anda menyesal di kemudian hari.
Tinggalkan komentar