Redaksibengkulu.co.id – PT Tata Metal Lestari (TML) sukses menembus pasar Amerika Serikat (AS) dengan mengekspor 10.000 ton baja lapis. Nilai ekspornya mencapai US$ 12,6 juta atau sekitar Rp 205,38 miliar (kurs Rp 16.300). Kemenangan ini diraih meskipun AS menerapkan tarif impor baja hingga 50%, jauh lebih tinggi dari tarif produk lain.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, keberhasilan ini membuktikan daya saing industri baja Indonesia. "Untuk meningkatkan daya saing, industri nasional harus lebih efisien," tegas Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/7/2025). Ia menambahkan, ekspor TML ke AS dan Kanada berjalan berkelanjutan sejak Oktober 2024. Pada 2025, perusahaan menargetkan ekspor 69.000 ton, lonjakan 133% dari realisasi tahun sebelumnya.
Agus juga mengapresiasi keberhasilan negosiasi Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden AS Donald Trump yang menghasilkan tarif impor baja Indonesia lebih rendah dibanding negara pesaing. "Ini modal penting untuk meningkatkan daya saing," ujarnya. Ia menekankan pentingnya optimalisasi ekspor ke AS untuk memanfaatkan tarif bea masuk yang menguntungkan.
Related Post
Ekspor, menurut Agus, menjadi mesin penggerak utama ekonomi Indonesia saat ini, bersama konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan investasi. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga pasar domestik dari produk impor, mengingat 80% output industri manufaktur RI masih untuk pasar dalam negeri. Kebijakan hilirisasi industri pun dinilai penting untuk menciptakan produk bernilai tambah tinggi dan mengisi pasar ekspor, termasuk AS.
Tinggalkan komentar