Redaksibengkulu.co.id – Gejolak Timur Tengah dan kebijakan moneter ketat The Fed membuat pasar investasi bergejolak. Namun, di tengah badai ini, Bitcoin justru mencuri perhatian dan disebut-sebut sebagai aset investasi yang lebih menarik ketimbang emas. Hal ini disampaikan oleh Vice President INDODAX, Antony Kusuma.
Antony menjelaskan, meski indeks saham global tertekan dan inflasi kembali menjadi momok, Bitcoin tetap kokoh di kisaran US$ 104.000. Berbeda dengan emas yang harganya merosot 2,5% dari US$ 3.420 pada 13 Juni 2025 menjadi US$ 3.335 pada 20 Juni 2025 setelah The Fed mempertahankan suku bunga tinggi. "Ketegangan meningkat setelah pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang mendukung serangan ke fasilitas nuklir Iran, meskipun belum final," tambah Antony dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/6/2025).

Menurut Antony, investor kini mencari aset alternatif yang tahan banting terhadap tekanan makro. Ketahanan Bitcoin di tengah situasi ini, menurutnya, menunjukkan pergeseran signifikan dalam persepsi investor global terhadap aset digital. "Ini bukan hanya soal harga, tapi bagaimana pasar global mulai menempatkan Bitcoin sebagai aset strategis utama. Dengan kebijakan bank sentral yang ketat dan geopolitik yang tak menentu, investor mencari instrumen netral secara politik, transparan, dan tak mudah dimanipulasi. Bitcoin menjawab semua itu," tegasnya.

Related Post
Lebih lanjut, Antony mengamati peningkatan minat investasi Bitcoin dari berbagai kalangan, termasuk institusi. Mereka tak lagi memandang Bitcoin sebagai instrumen spekulatif semata, melainkan sebagai alternatif lindung nilai di tengah ketidakpastian global. Ia mengakui, harga Bitcoin tetap rentan terhadap sentimen pasar akibat kebijakan moneter global atau ketegangan geopolitik. Namun, berbeda dengan mata uang fiat yang jumlahnya bisa dikontrol bank sentral, suplai Bitcoin tetap terbatas, sehingga memberikan perlindungan terhadap inflasi jangka panjang.
Situasi ini menunjukkan realita bahwa instrumen tradisional seperti emas bisa terdampak kebijakan suku bunga, sementara Bitcoin mampu bertahan dalam tekanan yang sama. Kondisi ini yang membuat Bitcoin kini menjadi primadona baru di dunia investasi.
Leave a Comment