Redaksibengkulu.co.id – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy, menjelaskan perbedaan target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2026 antara Bappenas dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Bappenas memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,8 hingga 6,3 persen, sementara Kemenkeu menargetkan 5,2 hingga 5,8 persen.
Perbedaan ini, menurut Rachmat, berakar pada pendekatan yang berbeda. Bappenas, kata dia, menetapkan target berdasarkan perencanaan program prioritas yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara Kemenkeu, menetapkan target berdasarkan pertimbangan penganggaran. Rachmat menekankan bahwa angka 5,8 hingga 6,3 persen yang diusulkan Bappenas merupakan angka moderat, meskipun tetap perlu kehati-hatian dalam pelaksanaannya.

Ia mencontohkan program Makan Bergizi Gratis dengan anggaran Rp 71 triliun yang diperkirakan berkontribusi minimal 0,86 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, keberhasilan program ini, dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, sangat bergantung pada realisasi anggaran dan efektivitas pelaksanaannya. "Kalau belanjanya tidak terjadi Rp 71 triliun, apa bisa? Ya tidak bisa. Kalau belanjanya Rp 71 triliun tapi tidak tepat, ya tidak bisa juga," tegas Rachmat dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI, Kamis (3/7/2025). Oleh karena itu, pengawasan terhadap pelaksanaan program menjadi sangat krusial. Perbedaan proyeksi ini pun menjadi sorotan, dan perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan akurasi dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional.

Related Post
Leave a Comment