Thailand Urungkan Legalisasi Ganja, Bisnis Rp16,2 Triliun Terancam Kolaps!

Thailand Urungkan Legalisasi Ganja, Bisnis Rp16,2 Triliun Terancam Kolaps!

Redaksibengkulu.co.id – Kejutan besar datang dari Thailand. Negara yang sempat menjadi pelopor legalisasi ganja di Asia Tenggara ini berencana mencabut legalitas penggunaan ganja. Keputusan ini mengancam industri ganja senilai lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16,2 triliun (kurs Rp 16.200).

Industri ganja Thailand tumbuh subur sejak pemerintah menghapus ganja dari daftar narkotika pada 2022. Namun, perubahan politik membuat arah kebijakan berbalik 180 derajat. Partai Bhumjaithai, pendukung utama legalisasi ganja, menarik diri dari koalisi pemerintahan. Hal ini dipicu oleh dugaan kegagalan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dalam menangani sengketa perbatasan dengan Kamboja.

Thailand Urungkan Legalisasi Ganja, Bisnis Rp16,2 Triliun Terancam Kolaps!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Langkah pemerintah terlihat cepat dan tegas. Kementerian Kesehatan Thailand mengeluarkan perintah pelarangan penjualan ganja untuk rekreasi. Pembelian ganja hanya diperbolehkan dengan resep dokter. Aturan ini akan berlaku setelah dipublikasikan dalam Lembaran Negara (Royal Gazette), yang diperkirakan dalam beberapa hari ke depan. "Ganja akan diklasifikasikan sebagai narkotika di masa depan," tegas Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/6/2025).

COLLABMEDIANET

Keputusan ini mengejutkan banyak pihak. Thailand, yang awalnya melegalkan ganja tanpa regulasi yang jelas, kini menyesali langkah tersebut. Ribuan toko dan bisnis ganja yang menjamur, terutama di kawasan wisata, kini terancam gulung tikar. Kamar Dagang Thailand sebelumnya memprediksi industri ganja, termasuk produk medis, bisa mencapai US$ 1,2 miliar pada 2025. Namun, akses ganja yang tak terkontrol memicu masalah sosial, khususnya di kalangan anak muda.

"Kebijakan ini harus kembali ke tujuan awal, yaitu pengendalian ganja hanya untuk keperluan medis," jelas Juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Houngsub. Punnathat Phutthisawong, karyawan dispensari Green House Thailand di Bangkok, mengungkapkan kekhawatirannya. "Ini sumber penghasilan utama saya. Banyak toko lain mungkin juga kaget karena mereka sudah berinvestasi besar-besaran," ujarnya. Nasib industri ganja Thailand kini berada di ujung tanduk.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Leave a Comment