Redaksibengkulu.co.id – Indonesia sedang gencar menggenjot ekspor produk halal ke Australia. Meskipun nilai perdagangan Indonesia-Australia mencapai US$ 15,39 miliar, Indonesia masih defisit. Hal ini mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk fokus pada peningkatan ekspor produk halal, yang pada 2024 mencapai US$ 634,5 juta, atau sekitar Rp 10,29 triliun (kurs Rp 16.230). Angka ini, meskipun masih kecil dibandingkan total ekspor, menunjukkan peningkatan rata-rata 8,06% selama lima tahun terakhir. Bahkan, pada kuartal pertama 2025, ekspor produk halal Indonesia ke Australia melonjak 13,5% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai US$ 156,81 juta.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan potensi pasar halal Australia yang sangat besar. Impor produk halal Australia mencapai US$ 8,13 miliar pada 2024, sementara permintaan global untuk produk halal mencapai US$ 1,3 triliun. Budi melihat peluang emas bagi Indonesia untuk meningkatkan penetrasi pasar halal di Australia. Untuk mencapai tujuan ini, Kemendag menjalin kerja sama dengan Global Australia Halal Certification (GAHC).

Kerja sama ini diharapkan dapat mempermudah akses pasar bagi produk halal Indonesia di Australia. Presiden Direktur GAHC, Asroni, menjelaskan bahwa populasi muslim di Australia terus meningkat, diperkirakan mencapai lebih dari 5% pada 2030. Australia juga menjadi pintu masuk strategis ke pasar Oceania dan Asia Pasifik. GAHC berkomitmen membantu UMKM halal Indonesia melalui sertifikasi halal gratis, pelatihan, dan bimbingan untuk memenuhi standar Australia. Dengan potensi pasar yang besar dan dukungan dari GAHC, ekspor produk halal Indonesia ke Australia diprediksi akan terus meningkat pesat.

Related Post
Leave a Comment