Redaksibengkulu.co.id – Menteri Perdagangan Budi Santoso memberikan kabar baik terkait perkembangan negosiasi perjanjian dagang Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA). Uni Eropa, yang sebelumnya ketat dengan aturan European Union Deforestation Regulation (EUDR) yang berpotensi membatasi ekspor produk pertanian Indonesia seperti kelapa sawit, ternak, cokelat, kopi, kedelai, karet, dan kayu, kini menunjukkan sikap yang lebih lunak.
Pernyataan tersebut disampaikan Budi dalam keterangan virtual Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025). Ia menjelaskan pelunakan sikap Uni Eropa ini terkait dengan proses finalisasi IEU-CEPA. "Ketika proses IEU-CEPA mau selesai, hal-hal seperti EUDR mulai melunak," ujar Budi. Menurutnya, Uni Eropa tampaknya lebih prioritaskan penyelesaian IEU-CEPA terlebih dahulu, sebelum kembali fokus pada detail regulasi EUDR.
Budi menambahkan, keinginan Uni Eropa untuk bermitra dengan Indonesia juga menjadi faktor penting di balik pelunakan sikap ini. "Ini sudah mulai melunak lah. Karena mereka juga tentu ingin bermitra dengan kita ke depannya," tegasnya.

Related Post
Proses negosiasi IEU-CEPA sendiri memang terbilang panjang, hampir satu dekade. Menanggapi hal ini, Budi menjelaskan bahwa negosiasi perjanjian dagang memerlukan waktu yang cukup lama karena melibatkan tawaran dan tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. "Namanya negosiasi itu kan tawar-menawar, jual beli, sebenarnya sih negosiasi itu kan kesepakatan. Jadi untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan kan kadang tidak mudah," tutup Budi.









Tinggalkan komentar