Redaksibengkulu.co.id – Indonesia melayangkan tawaran menggiurkan senilai US$ 34 miliar atau sekitar Rp 547 triliun (kurs Rp 16.100) kepada Amerika Serikat (AS) dalam upaya memangkas tarif impor yang mencapai 32%. Tawaran ini merupakan upaya pamungkas jelang tenggat waktu negosiasi pada 9 Juli 2025. Paket tersebut mencakup pembelian komoditas AS jangka panjang dan investasi signifikan dari sektor swasta dan BUMN di AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan tawaran ini lebih dari cukup untuk menutup defisit neraca dagang AS terhadap Indonesia yang mencapai US$ 19 miliar. "Pembelian Indonesia terhadap produk Amerika bersifat jangka panjang. Kita menawarkan pembelian senilai US$ 34 miliar, melampaui defisit mereka," jelas Airlangga.

Rincian tawaran meliputi US$ 15,5 miliar untuk komoditas energi dan pertanian, serta investasi di AS. Airlangga menambahkan, pada 7 Juli 2025, akan ada penandatanganan perjanjian atau nota kesepahaman (MoU) antara pelaku bisnis Indonesia dan mitra dagangnya di AS.

Related Post
Namun, mengenai pengurangan tarif, Airlangga mengakui negosiasi masih berlangsung dinamis. "Kesepakatan tarif masih dinegosiasikan, angkanya berubah setiap hari," ujarnya. Ia juga menyinggung keberhasilan Vietnam mendapatkan potongan tarif hingga 20% dari 46%, namun menegaskan Indonesia tak akan memberikan keringanan tarif impor barang AS ke Indonesia yang sebagian besar sudah rendah, bahkan ada yang 0%.
Meskipun banyak negara masih bernegosiasi dengan AS, Airlangga optimistis. "Lebih dari 100 negara masih bernegosiasi. Yang sudah deal baru Inggris, China, dan Vietnam. Bahkan kesepakatan China pun hanya sementara, 90 hari," imbuhnya. Tim negosiasi Indonesia terus berada di Washington, bersama negara-negara lain seperti India, Jepang, Uni Eropa, dan Malaysia. Indonesia berharap mendapatkan potongan tarif yang lebih besar daripada Vietnam.
Leave a Comment